Minggu, 25 Maret 2012

Situ Sangiang


Situ Sangiang merupakan obyek wisata alam dan ziarah. Secara administratif lokasinya berada di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka. Perjalanan dari Bandung menuju Majalengka ditempuh selama 4 jam lebih, ditambah bonus kemacetan karena adanya perbaikan jalan.Terletak pada kawasan perbukitan dengan ketinggian sekitar 1.085 meter di atas permukaan laut. Secara geografis Situ ini terletak pada 06056’31’’ LS dan 108020’33’’ BT.

Situ Sangiang

Luas Situ Sangiang sekitar 26,4 hektar (daya tampung sekitar 2.904.000 m3). Merupakan situ alami yang sumber airnya mengandalkan sumber mata air tanah dan curah hujan. Danau ini terletak di kawasan hutan konservasi yang dilindungi baik oleh warga sekitar maupun oleh instansi pemerintah (Perhutani). Tempat ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Flora yang tumbuh di sekitarnya antara lain pohon jati, bambu, pisang, gempol, vegetasi gulma berupa alang-alang dan rumput teki serta tanaman budidaya seperti mentimun dan tembakau. Menurut informasi penduduk di sekitar situ, jenis fauna yang ada di situ meliputi jenis ikan mas dan ikan mujaer (Tilapia mossambica), unggas diantaranya ayam dan itik, mamalia (kerbau dan kambing). Jenis reftil, antara lain : kadal (Mabouya sp), ular sawah (Physton molarus), ular weling (Lampropeltis bovlii). Jenis amfibi, yaitu kodok (Bufo sp) dan katak (Rana sp). (sumber : Balai Lingkungan Keairan, Bandung)
Kebanyakan orang yang berkunjung ke Situ Sangiang umumnya bertujuan untuk berziarah. Untuk masuk ke kawasan, pengunjung dimintai tiket masuk Rp 3000 per orang. Karena tujuannya berziarah, terdapat banyak pedagang roti/ makanan untuk ikan yang mangkal di dekat pintu masuk. Untuk masuk ke lokasi situ terdapat beberapa gerbang. Di tiap pintu gerbang, ada kotak amal yang bisa diisi suka rela oleh pengunjung. Biasanya diperuntukkan bagi para juru kunci.
Di sebelah kiri jalan setapak menuju Situ, terdapat makam leluhur terdahulu dengan seorang juru kunci. Di jalan setapak itu ditulis peringatan berupa larangan untuk memetik atau mengambil bagian dari pohon besar. Apabila dilanggar bisa menimbulkan bencana

Situ Sangiang

Di dalam Situ terdapat papan pengumuman bahwa kita dilarang berenang, mengambil atau memancing ikan, membuang sampah sembarangan, membuat api unggun, dan mencorat-coret pohon atau fasilitas lainnya. Karena itulah ikan-ikan yang terdapat di dalam Situ Sangiang umumnya berukuran big size. Masyarakat sekitar memang sama sekali tidak pernah menyentuh apalagi mengkonsumsi ikan-ikan yang terdapat di dalam Situ. Jadi para ikan itu dapat hidup dengan damai sentosa sampai ajal menjemput. Jika ditemukan matipun, ikan akan dikuburkan di pinggir Situ.

Situ Sangiang
.
Di dalam area wisata ini terasa sunyi, lembab, dingin, dan terasa mistis jadi membuat bulu kuduk sedikit merinding. Menjadi lembab dan dingin karena terdapat banyak pohon berukuran besar yang melingkupi area sekitar sehingga matahari tidak bisa menyentuh tanah. Sinyal GPS pun tidak tertangkap.
Suasana kawasan ini terasa tenang dan sepi. Karena dianggap keramat, maka tidak ada orang yang berani merusak atau berekplorasi berlebihan di dalamnya, sehingga lingkungan relatif terjaga. Sayang sekali para pengunjung kurang menjaga kebersihan di sekitar Situ. Sampah-sampah plastik bekas pembungkus roti dibiarkan mengambang di permukaan air. Jadi terlihat kotor. Tidak ada tempat sampah di sekitar kawasan. Di pinggir Situ banyak kain-kain putih yang dijembreng, sedang dijemur.

Situ Sangiang

Saat itu saya juga berkesempatan untuk menyaksikan ritual pengunjung yang berdatangan untuk berziarah. Orang-orang yang akan mandi diharuskan mengganti bajunya dengan kain putih di tempat ganti pakaian yang sederhana. Sebelumnya mereka berjongkok di pinggir Situ. Mereka berdoa sambil dipimpin sang juru doa lalu masuk ke dalam air, membilas badannya sambil memberi makan ikan. Adapula yang mencoba peruntungan dengan menangkap dan menggendong ikan tersebut, hanya saja saya tak memahami artinya.

Situ Sangiang

Ada semacam kerjasama dengan instansi lain untuk melakukan pemantauan danau/situ yang masih alami di sekitar Jawa Barat. Karena oleh masyarakat setempat dianggap keramat, maka Situ Sangiang ini belum terlalu tercemar. Hutan disekitarnya pun masih terjaga dengan baik.

Sumber: http://www.ourpicnik.info/2011/08/16/aura-sunyi-situ-sangiang/#more-802

Tidak ada komentar:

Posting Komentar