Rabu, 02 Mei 2012

Tugas Kepariwisataan 3

1. Berikan analisis kekurangan & kelebihan pariwisata secara individu dan secara group!
 
 1.       
*Kalau wisata individu (perorangan)
Kekurangannya :
Biaya relatif lebih mahal
Suasana perjalanan kurang seru (kecuali honeymoon)
Kelebihannya :
Lebih bebas jika ingin berjalan-jalan tidak butuh pemandu
*  Kalau wisata bergroup (rame-rame)
Kekurangannya :
Kurang leluasa dalam hal waktu untuk berjalan-jalan
Selalu di awasi oleh pemandu
Kelebihannya :
Potongan harganya banyak
Dijamin keselamatan dan segala akomodasi oleh pemandu
Lebih ramai
2.      Supporting Tourism Superstructure sebenarnya adalah fasilitas tambahan yang khusus dan tidak semua biro/agen perjalanan memiliki. Dapat berupa macam-macam seperi dapat tambahan party in NightClub, atau souvenir cendramata yang dapat mengingatkan wisatawan bahwa Ia pernah berkunjung ke tempat tersebut. Intinya berguna untuk menarik minat wisatawan untuk datang kembali ke tempat wisata tersebut.

Menapaki Desa Bukchon Hanok, Museum Jalanan di Korsel



Desa Bukchon Hanok di Jongno-gu, Seoul merupakan tempat pas untuk Anda yang ingin memelajari kebudayaan Korea Selatan. Di sana ada Istana Gyeongbokgung, Istana Changdeokgung, dan Kuil Jongmyo. Inilah 'Museum Jalanan' Korsel.

Memelajari Korea Selatan tak hanya sebatas menarik di musik K-Pop dan perkembangan dramanya saja. Memelajari kebudayaan juga tak kalah seru. Desa Bukchon Hanok di Jongno-gu siap menyajikan pelajaran Korea Selatan dengan cara yang berbeda. Anda bisa mengetahui sejarah sekaligus kesenian Korsel di satu tempat.

'Museum Jalanan', itulah istilah yang diberikan untuk Desa Bukchon Hanok. Julukan itu diberikan karena sepanjang jalan di desa ini terkenal akan situs-situs bersejarah, aset budaya, tak lupa cerita rakyatnya.

Tempat pertama yang bisa Anda datangi adalah Kuil Gyeonggijeon. Kuil Gyonggijeon adalah tempat wisata yang terkenal di Korsel. Pemandangan yang disajikan dari tempat ini sangat indah, dan sering dijadikan lokasi syuting. Pepohonan hijau dan tuanya bangunan menambah kesan eksotis dari tempat ini.

Kuil ini pertama kali didirikan pada tahun 1410 saat Raja Tae-jo Lee berkuasa. Kuil yang berada di Jeollabuk-do ini, menjadi landmark Desa Bukchon Hanok, seperti yang ditulis website resmi pariwisata Korsel, Rabu (2/5/2012). Jadi, belum lengkap datang ke Bukchon Hanok, kalau tak singgah di Kuil Gyeonggijeon.

Tempat kedua yang harus Anda datangi adalah Istana Gyeongbokgung yang bertempat di Sajing-ro. Istana ini merupakan pusat kegiatan pemerintahan Dinasti Joseon yang memerintah Korsel dari 1392 hingga 1910.

Saat berkunjung ke Istana Gyeongbokgung, pelancong bisa merasakan atmosfer budaya kerajaan Korea. Bagaimana suasana istana saat masih ditempati bisa Anda rasakan lewat ruang-ruang yang masih terawat dengan baik. Masuklah ke ruang kerja, ruang keluarga, ruang pertemuan hingga ruang peristirahatan, dan rasakan menjadi keluarga kerajaan meski sesaat.

Istana yang ada di Desa Bukchon Hanok ternyata bukan cuma Gyeongbokgung saja, masih ada istana Changdeokgung. Kerajaan kedua yang ada di Desa Bukchon Hanok ini telah dibangun sejak tahun 1405. Sama seperti Istana Gyeongbokgung, Istana Changdeokgung juga ditempati raja-raja Joseon. Bahkan, Changdeokgung merupakan istana utama raja.

Jika datang ke Istana Changdeokgung, Anda bisa melihat istana yang masih terawat dengan baik. Pelancong bisa melihat area istana yang memang sengaja dibuka untuk umum, seperti tempat tinggal keluarga, taman belakang, tempat peristirahatan dan paviliun. Karena hampir seluruh bagian istana masih terawat dengan baik, Changdeokgung pun dianugerahi sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Masih jalan-jalan di Desa Bukchon Hanok, Anda bisa melihat rumah tradisional Korea yang terbuat dari kayu, dinamakan Hanok. Tidak sulit menemukan rumah tradisional ini karena tersebar banyak di dalam desa. Hanok paling besar dinamakan Hagindang, dibangun pada zaman Joseon.

Puas melihat-melihat istana di Bukchon Hanok, saatnya jalan-jalan ke pusat budaya tradisionalnya. Pusat Kebudayaan Bukchon, baru dibuka pada tahun 2002 lalu. Di sini, turis akan diberitahu mengenai sejarah dan aset budaya Bukchon.

Berbagai jenis kesenian Korsel juga bisa langsung Anda pelajari di sini. Seorang guru seni di pusat kebudayaan, siap mengajarkan Anda kaligrafi, lukisan rakyat, tenun tradisional, dan sulaman tradisonal. Dijamin seru!

Nah, untuk pengunjung yang senang dengan kebudayaan Korsel, manfaatkan pula kunjungan ini untuk memelajari budaya Korsel, khususnya Bukchon lebih detil. Anda bisa mengetahui bagaimana upacara minum teh berlangsung, juga bagaimana cara hidup rakyat Korsel. Eits, ada satu hal yang tidak boleh ketinggalan, menonton film dan pertunjukkkan menjadi hal wajib saat ke Pusat Kebudayaan Korsel.

Menapaki Museum Jalanan di Desa Bukchon Hanok memang sangat menarik. Pelancong bisa langsung memelajari kebudayaan dan kesenian dalam sekali perjalanan.

Sumber : http://travel.detik.com/read/2012/05/02/135342/1907125/1025/menapaki-desa-bukchon-hanok-museum-jalanan-di-korsel?vt22021024