Minggu, 17 November 2013

INVESTIGASI

SRIWIJAYA AIR TERGELINCIR DI BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 230 PK CKN dengan rute Jakarta-Yogyakarta-Balikpapan yang membawa 131 orang penumpang. 118 penumpang dewasa, 7 anak dan 4 bayi dan 4 awak pesawat, mengalami kecelakaan di ujung runaway 27 Bandara Adisucipto. Selasa (20/12) sekitar pukul 17.13 WIB, Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-300 ini hingga petang belum dievakuasi dan masih berada di ujung sebelah timur landasan bandara tersebut. Tak pelak Pesawat berwarna biru, merah dan putih menjadi tontonan masyarakat meski mereka harus menyaksikannya dari kejauhan. Menurut berbagai sumber yang berhasil dihimpun karena menunggu hasil pemeriksaan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk penyelidikan lebih lanjut. Manager Operasional PT Angkasa Pura I Bandara Adisucipto, Agus Tugiarto, Rabu (21/12) menjelaskan pesawat masih di ujung landasan (runway). Untungnya, belum dievakuasinya pesawat itu tak sampai mengganggu penerbangan di bandara karena jaraknya jauh dari landasan pacu utama. Menurut Agus pesawat mengalami kerusakan di bagian bawah dan perut dan Komandan Lanud Adisucipto, Marsekal Pertama Abdul Muis bersama tim Kementerian Perhubungan beserta tim teknis dari Sriwijaya sempat melihat kondisi pesawat "Tim dari Sriwijaya hanya boleh melihat dan kewenangan untuk melakukan penyelidikan ada di KNKT. Aktivitas penerbangan pesawat komersial atau militer tidak terganggu. Hari inI layanan bandara sudah normal. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah pesawat yang naik turun tanpa ada hambatan dan berjalan lancar,” katanya.
Dugaan sementara pesawat tergelincir dan membentur pembatas bandara karena cuaca. Namun beberapa penumpang menyatakan bahwa pesawat sudah bermasalah sejak mendarat di Bandara Juanda Surabaya. Penumpang yang duduk di kursi nomer 7C. Rusidi menyatakan rem Sriwijaya Air sudah mengeluarkan bunyi sejak landing di Surabaya. Menurut Asisten manager Humas dan Tapor (Data dan Laporan) PT Angkasa Pura I Isye Yuviana bandara memang sempat ditutup pada pukul 14.30-15.15 WIB akibat cuaca buruk, kemudian harus ditutup kembali pasca peristiwa tersebut. Manajer Operasi PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Tugi Arto membenarkan, pesawat sebenarnya sempat akan dialihkan ke Bandara Adi Sumarmo Solo karena kondisi landasan Adisucitpto yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pendaratan. Namun Bandara Adi Sumarmo pun ternyata juga mengalami penutupan dan akhirnya pendaratan pesawat dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya. Pesawat naas tersebut kini masih berada di sisi paling ujung landasan dan di luar runway Bandara Adisutjipto.
Hingga saat ini pihak Angkasa Pura I Bandar Udara International Adisutjipto belum bisa memberi keterangan resmi kepada media karena masih mendata dan mencari penyebab tergelincirnya pesawat itu. Menurut Agus, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) baru tiba di Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, hari ini, Rabu (21/12) ini. “Tim KNKT akan melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan. Sampai saat ini belum dapat diketahui penyebab tergelincirnya pesawat Sriwijaya Air tersebut,” terang Agus. Ia mengatakan kejadian tersebut bermula setelah pesawat Sriwijaya Air berangkat dari Jakarta pukul 13.45 WIB, sekitar 50 menit kemudian seharusnya sudah mendarat di Adisutjipto Yogyakarta. Namun, kata dia, karena saat itu bandara ditutup akibat cuaca buruk, dan jarak pandang hanya 500 meter, maka pendaratan dialihkan ke Surabaya. Pesawat tersebut di Surabaya mengisi bahan bakar, dan berangkat lagi menuju Yogyakarta. Agus mengatakan, pesawat Sriwijaya Air tersebut sebenarnya direkomendasikan mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada pukul 17.05 WIB. Namun, karena saat itu ada pesawat Garuda yang mendarat, maka baru pukul 17.13 WIB Sriwijaya Air bisa mendarat. "Namun, saat melakukan pendaratan, pesawat Sriwijaya tidak terkendali karena tidak bisa direm, sehingga terus melaju hingga sisi timur landasan, dan kemudian tergelincir di sisi kiri landasan, serta terperosok di area rumput, baru pesawat bisa berhenti, pesawat mengalami kerusakan di bagian roda depan dan roda samping kanan," katanya. Akibat ditutupnya bandara Adisucipto, lebih dari 1.000 calon penumpang tidak terangkut dan harus kembali pada Rabu pagi. Usai melakukan penyelamatan, satu unit mobil pemadam kebakaran justru terperosok di ujung landasan. Kejadian itu, memaksa pihak Bandara untuk mendatangkan crane untuk menarik truk tersebut. "Truk foam tender itu, menginjak bagian lumpur sehingga terjebak, saat melaksanakan upaya rescue terhadap pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir," terang Agus. Mobil foam tender tersebut, bertugas menyemprotkan cairan busa ke badan pesawat Sriwijaya yang tergelincir di ujung timur landasan pacu bandara.
Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut, namun penumpang rata-rata mengalami luka lecet akibat berdesakan keluar dari badan pesawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar